loading...
Beberapa orang memiliki kebiasaan makan tersendiri, ada yang cepat ada pula yang lambat. Makan cepat ternyata berisiko menyebabkan beberapa kondisi yang merugikan kesehatan. Sebaliknya, makan lebih lambat terbukti lebih menyehatkan dan membantu tubuh menjaga berat badan normal.
Makan lebih lambat mungkin terdengar sepele dan tidak efisien. Namun penelitian menemukan bahwa dengan memperpanjang durasi makan, orang yang mengalami obesitas dapat mengonsumsi lebih sedikit kalori. Tidak hanya itu, ternyata secara umum makan lebih lambat dapat membawa berbagai manfaat kesehatan.
Makan lebih lambat mungkin terdengar sepele dan tidak efisien. Namun penelitian menemukan bahwa dengan memperpanjang durasi makan, orang yang mengalami obesitas dapat mengonsumsi lebih sedikit kalori. Tidak hanya itu, ternyata secara umum makan lebih lambat dapat membawa berbagai manfaat kesehatan.
Manfaat Makan Lebih Lambat dan Risiko Makan Cepat
Butuh waktu sekitar 20 menit bagi tubuh untuk mengirim sinyal kenyang ke otak. Makan terburu-buru membuat proses ini menjadi terpangkas. Dengan makan cepat, tubuh juga menjadi tidak mendapat kesempatan untuk memperoleh manfaat maksimal dari makanan. Berikut ini risiko yang bisa muncul akibat makan cepat, yaitu:
- Makan cepat, begitu juga minum cepat, dapat meningkatkan aliran balik asam lambung ke kerongkongan setelah makan, sehingga meningkatkan risiko penyakit asam lambung (GERD) yang menyebabkan nyeri ulu hati. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi penyempitan kerongkongan, tukak, hingga pendarahan.
- Makan lebih lambat dapat membuat Anda lebih menikmati makanan dan membuat perut menjadi lebih cepat kenyang.
- Makan cepat membuat Anda tidak menikmati makanan dan cenderung menghabiskan makanan dalam jumlah terlalu banyak dari yang seharusnya. Kondisi ini menyebabkan kelebihan kalori yang pada akhirnya meningkatkan berat badan.
- Penelitian menemukan bahwa makan cepat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 hingga 2,5 kali lipat. Tingginya kadar gula darah dan insulin meningkatkan risiko resistensi insulin.
- Makan cepat meningkatkan risiko sindrom metabolik yang kemudian juga meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes.
- Makan cepat memperlambat pencernaan, karena mulut terbiasa menyantap potongan makanan dalam porsi besar.
Mengingat pentingnya makan lebih tenang dan lebih lambat, Anda yang terbiasa makan cepat perlu mempelajari kebiasaan baru. Panduan di bawah ini mungkin dapat membantu.
- Makan sambil menonton TV, memainkan telepon genggam, atau pun mengetik di depan komputer membuat Anda cenderung makan cepat. Anda dapat mencoba lebih menikmati makanan dengan makan sambil berkonsentrasi pada makanan tanpa terganggu. Ini dapat dilakukan dengan makan sambil mendengarkan musik ringan atau pun menyalakan lilin.
- Gigit makanan sedikit demi sedikit, kunyah perlahan, nikmati rasa, dan tekstur makanan. Kunyah setidaknya hingga 20-30 kali setiap suap.
- Tentukan waktu makan secara teratur. Terlambat makan membuat Anda terbiasa makan cepat. Menunggu hingga terlalu lapar baru makan membuat Anda makan lebih banyak dan memilih makanan yang tidak sehat.
- Mengonsumsi camilan sehat di sela waktu makan utama dapat mencegah makan cepat atau terlalu lapar.
- Mengonsumsi segelas besar air di tengah makan dapat membuat Anda mengambil jeda untuk selanjutnya makan lebih perlahan.
- Konsumsi makanan kaya serat yang butuh waktu lebih lama untuk dicerna dan membuat perut kenyang lebih lama.
Dengan makan lebih lambat, Anda bisa mendapatkan manfaat lebih banyak dari makanan yang dikonsumsi, juga manfaat kesehatan yang tidak akan didapatkan jika Anda makan cepat.
Post A Comment:
0 comments so far,add yours